Pilih Jurusan Sesuai Minat dan Bakat

Pilih Jurusan Sesuai Minat dan Bakat - Memilih jurusan perkuliahan memang bukan hal yang mudah. Diperlukan waktu yang cukup lama bagi seorang calon mahasiswa untuk menentukan jurusan perkuliahan yang memang diminatinya.

Siswa yang memang mengetahui bakat dan minatnya mungkin tidak ragu lagi dalam menentukan jurusan. Namun, bagaimana dengan mereka yang masih bimbang? Konsultasi menjadi salah satu solusi bagi para pelajar agar dapat membantu menentukan pilihan.

Guru Bimbingan Konseling SMAK Tirta Marta BPK Penabur Jakarta Selatan Shinta Dewanti menyebutkan, beberapa siswanya yang mengikuti jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012 masih belum menentukan pilihan jurusan.

"Pilihan mereka masih berubah-ubah, belum pasti. Makanya, hingga saat ini berkas-berkas mereka belum kami kirimkan ke panitia SNMPTN. Mungkin minggu depan baru kami kirimkan," kata Shinta ketika berbincang dengan okezone melalui telepon, Jumat (3/2/2012).

Shinta menyebutkan, selama ini dia selalu memberikan arahan dalam memilih jurusan bagi para siswanya yang memang ingin kuliah di PTN. "Saat memilih jurusan, saya selalu mengingatkan mereka agar memilih jurusan sesuai kemampuan dan minat mereka, serta jangan memaksakan diri," ujarnya.

Penelusuran minat dan bakat siswa, lanjutnya, juga dapat dilihat dari hasil psikotes dan sejumlah hasil try out. "Dari hasil itu juga dapat memperkuat di mana minat dan bakat siswa. Jadi kami hanya mengarahkan saja. Selain itu, mereka juga berkonsultasi dengan orangtua, jadi jurusan tersebut biasanya sudah hasil rembukan," kata Shinta.

Menurut Shinta, pemilihan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat akan sangat berpengaruh bagi para pelajar saat menjalani perkuliahan. "Anak-anak tidak bisa dipaksa untuk memilih jurusan yang tidak mereka sukai karena nantinya dalam perkuliahan mereka menjadi tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankannya," tutur Shinta.

Dia mengungkapkan, pihak sekolah tidak lagi mempersiapkan siswa secara akademis melainkan memberikan pembekalan secara mental. "Untuk belajar lebih giat agar bisa diterima di PTN, saya rasa mereka tidak perlu disuruh lagi. Mereka rajin mengikuti bimbingan belajar (bimbel) dan pendalaman materi dari sekolah. Kami lebih mempersiapkan mereka secara mental, yakni bagaimana menghadapi kenyataan ketika tidak diterima di PTN sekalipun secara akademis terbilang pintar," katanya menjelaskan.

Sebagai salah satu sekolah swasta, Shinta mengaku para siswa kelas XII di sekolahnya tidak banyak yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan di PTN. "Dari 70 siswa kelas XII, hanya sekira 30 persen yang tertarik untuk masuk PTN. Sisanya memang tidak ingin mencoba sama sekali dan memilih untuk masuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS)," tutur Shinta.(minat dan bakat)